JuLie ZonE



"Dunia, tempat, dan ruang yang hanya ada aku...."


It's Me...
My Word..
My Mine..
My Everything...

Minggu, 19 Juni 2011

PRE-EKLAMPSI GRAVIDARUM

A. Pengertian Pre-eklampsia Gravidarum

Manuaba (1998) mendefinisikan bahwa Pre-eklampsia Gravidarum (Toksemia Gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kencing) atau edema (penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan.

Selain itu, Mansjoer (2000) mendefinisikan bahwa Pre-eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. (Mansjoer, 2000)

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Pre-eklampsia Gravidarum atau Toksemia Gravidarum adalah suatu kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita hamil dengan pre-eklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Pre-eklampsia umumnya muncul pada pertengahan umur kehamilan, meskipun pada beberapa kasus ada yang ditemukan pada awal masa kehamilan.


B. Klasifikasi Pre-eklampsia Gravidarum

Dibagi menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut :

1. Pre-eklampsia Ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:

a. Tekanan darah yang tinggi, yaitu tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang.

b. Kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka

c. Kenaikan berat 1 kg atau lebih per minggu.

d. Protein dalam urin, yaitu Proteinuria kwantatif 0,3 gr atau lebih per liter

2. Pre-eklampsia Berat

a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih

b. Sakit kepala

c. Pandangan kabur dan tidak dapat melihat cahaya yang terang

d. Mual / muntah

e. Proteinuria 5 gr atau lebih per liter

f. Sedikit buang air kecil (Oliguria), yaitu 500 cc per 24 jam

g. Adanya gangguan serebral dan gangguan visus

h. Rasa nyeri pada epigastrium.

i. Terdapat edema paru dan sianosis.


C. Etiologi Pre-eklampsia Gravidarum

Penyebab Pre-Eklampsia Gravidarum sampai sekarang masih belum diketahui. Tetapi ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang perkiraan etiologi dari Pre-Eklampsia Gravidarum. Adapun teori-teori tersebut antara lain :

1. Peran Prostasiklin dan Tromboksan.

2. Peran faktor imunologis.

3. Peran faktor genetik / familial

4. Terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi pre-eklampsi / eklampsi pada anak-anak dari ibu yang menderita pre-eklampsi / eklampsi.

5. Kecenderungan meningkatnya frekuensi pre-eklampsi / eklampspia dan anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat pre-eklampsi / eklampsia dan bukan pada ipar mereka.

6. Peran renin-angiotensin-aldosteron system (RAAS)

Beberapa penelitian juga menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya pre-eklampsia. Faktor faktor tersebut antara lain adalah gizi buruk, kegemukan dan gangguan aliran darah ke rahim.


D. Patofisiologis Pre-eklampsia Gravidarum

Pre-eklampsia dapat membuat plasenta tidak mendapatkan darah dalam jumlah yang cukup. Bila plasenta tidak mendapatkan cukup darah, maka bayi anda tidak akan mendapatkan cukup oksigen dan makanan. Ini dapat mengakibatkan kelahiran bayi dengan berat badan rendah

Keadaan ini dapat disertai kelainan faal hati berupa kenaikan kadar fosfatase alkali dan transaminase dalam serum, sedangkan ikterus jarang timbul, hanya terjadi pada keadaan berat, yaitu karena koagulasi intravaskuler (DIC) dengan hemolisis dan nekrosis hati.

Gambaran histopatologis menampakkan adanya trombi fibrin dalam sinusoid di periportal disertai tanda-tanda perdarahan serta nekrosis, sedangkan tanda-tanda inflamasi tidak ada.

Perdarahan intrahepatik dan subkapsuler menimbulkan keluhan nyeri epigastrik atau nyeri perut kuadran kanan atas, meskipun jarang terjadi, ruptur spontan hati yang mengakibatkan perdarahan intra peritoneal dan syok memerlukan tindakan bedah darurat.

Umumnya tidak ada pengobatan khusus terhadap kelainan faal hati yang terjadi pada toksemia gravidarum, terminasi kehamilan akan memperbaiki keadaan klinis dan histopatologisnya.


E. Faktor Resiko Pre-eklampsia Gravidarum

Resiko tinggi mengalami preeklamsia adalah :

1. Baru pertama kali hamil

2. Ibu hamil yang ibunya atau saudara perempuannya pernah mengalami pre-eklamsia

3. Ibu hamil dengan kehamilan kembar

4. Ibu hamil usia remaja

5. ibu hamil berusia lebih dari 35 tahun

6. Ibu hamil yang sebelum kehamilannya memiliki penyakit darah tinggi, penyakit ginjal atau Diabetes mellitus

7. Ibu hamil dengan obesitas


F. Tanda dan Gejala Pre-eklampsia Gravidarum

Biasanya tanda-tanda pre-eklamsia timbul dalam urutan: pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi dan akhirnya proteinuria.

Pada pre-eklamsia ringan tidak ditemukan gejala-gejala subyektif. Pada preeklamsia berat didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah-muntah.

Gejala-gejala ini sering ditemukan pada pre-eklamsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul. Tekanan darahpun meningkat lebih tinggi, edema menjadi lebih umum, dan proteinuria bertambah banyak.


G. Komplikasi dari Pre-eklampsia Gravidarum

Komplikasi utama dari pre-eklampsi adalah sindroma hellp, yang terdiri dari:

1. Hemolisis (penghancuran sel darah merah)

2. Peningkatan enzim hati (yang menunjukkan adanya kerusakan hati)

3. Penurunan jumlah trombosit (yang menunjukkan adanya gangguan kemampuan pembekuan darah).

Sindroma hellp cenderung terjadi jika pengobatan pre-eklamsi tertunda. jika terjadi sindroma hellp, bayi segera dilahirkan melalui operasi sesar. jika lebih dari 8 minggu tekanan darahnya tetap tinggi, kemungkinan penyebabnya tidak berhubungan dengan pre-eklamsi.

Pre-eklampsia juga dapat menyebabkan gangguan peredaran darah pada plasenta. Hal ini akan menyebabkan berat badan bayi yang dilahirkan relatif kecil. Selain itu, preeklampsia juga dapat menyebabkan terjadinya kelahiran prematur dan komplikasi lanjutan dari kelahiran prematur yaitu keterlambatan belajar, epilepsi, sereberal palsy, dan masalah pada pendengaran dan penglihatan.


H. Pemeriksaan Penunjang

1. Penilaian Keadaan Ibu Klinis

a. TD : derajat keparahan, hubungan TD dgn CVA, bukan kejang

b. Gangguan penglihatan atau kabur

c. Tremor, iritabilitas, hiperaktif, somnolen

d. Hematologi : edema, perdarahan

e. Hepatik : nyeri kuadran kanan atas, epigastrik, mual & muntah

f. Ginjal : output dan warna urin


2. Penilaian Keadaan Janin

a. Gerakan ( > 10x / 24jam )

b. DJJ dan USG untuk perkembangan

c. Indeks cairan amnion

d. Pemeriksaan doppler arus darah : tali pusat


3. Pemeriksaan Laboratorium

a. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah

· Penurunan hemoglobin (nilai rujukan 12-14 gr%)

· Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37 – 43 vol%)

· Trombosit menurun (nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3)


b. Pemeriksaan Fungsi hati

· Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl )

· LDH (laktat dehidrogenase) meningkat

· Aspartat aminomtransferase (AST ) > 60 ul

· Serum Glutamat pirufat transaminase (SGPT)

meningkat ( N= 15-45 u/ml )

· Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT)

meningkat ( N= <31 u/l )

· Total protein serum menurun ( N= 6,7-8,7 g/dl )

· Tes kimia darah Asam urat meningkat ( N= 2,4-2,7 mg/dl )

c. Urinalisis

Ditemukan protein dalam urine.


4. Radiologi

a. Ultrasonografi

Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.

b. Kardiotografi

Diketahui denyut jantung janin bayi lemah.


I. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Keperawatan

1. Istirahat, berbaring miring ke kiri agar janin tidak menindih pembuluh darah

2. Sering melakukan pemeriksaan sebelum kelahiran

3. Diet rendah garam

4. Minum 8 gelas air perhari


Penalataksanaan Medis

1. Dokter akan memberikan obat-obat untuk menekan tekanan darah sampai perkembangan bayi cukup untuk dapat dilahirkan dengan selamat

2. Untuk mual dan muntah digunakan Antiemetic

3. Untuk nyeri subhepatik digunakan Morfin 2-4 mg iv dan Antasida

4. Antihipertensi

a. Minimalkan risiko CVA pada ibu

b. Maksimalkan kondisi ibu untuk persalinan yg aman

c. Mendapat waktu untuk penilaian lebih lanjut

d. Memperpanjang kehamilan

e. Persalinan pervaginam jika mungkin


J. Pencegahan

Sampai saat ini, tidak ada cara pasti untuk mencegah pre-eklampsia. Tetapi kita dapat mengontrol faktor-faktor penyebab terjadinya tekanan darah tinggi, antara lain :

1. Diet dan olahraga.

2. Gunakan sedikit garam atau sama sekali tanpa garam pada makanan

3. Minum 6-8 gelas air sehari

4. Jangan banyak makan makanan yang digoreng dan junkfood

5. Hindari minum minuman yang mengandung kafein dan alcohol

6. Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu secara teliti, mengenali tanda-tanda sedini mungkin (pre-eklamsi ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat.

7. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre-eklemsi kalau ada factor-faktor predisposisi.

8. Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan, serta pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.

Tidak ada komentar: